Masuk PTN Jalur “VIP”: Kenapa Harus Berdesakan di Pintu Depan Kalau Pintu Samping Terbuka Lebar?

bimus – Jujur saja, siapa sih yang tidak deg-degan menjelang akhir tahun ini? Saat teman-teman sekelas sibuk pamer nilai rapor atau bimbel sana-sini demi Kedokteran dan Manajemen, kamu mungkin duduk diam sambil menatap layar laptop, merasa insecure dengan nilai rata-rata yang “tanggung”. Bayangkan skenario ini: Tanggal 29 Desember 2025 nanti, kuota sekolah untuk SNBP resmi diumumkan. Di titik itulah, perang psikologis yang sebenarnya dimulai.
Apakah kamu rela mempertaruhkan satu-satunya kesempatan “tiket emas” tanpa tes ini hanya demi gengsi jurusan populer yang rasio keketatannya 1:100? Atau, kamu cukup cerdik untuk melihat celah yang orang lain lewatkan? Di sinilah seni strategi bermain. Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) impian seperti UI, UGM, atau ITS tidak melulu soal siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling jeli melihat peluang.
Topik tentang jurusan sepi peminat SNBP 2026 mungkin terdengar kurang seksi di telinga mereka yang ambisius mengejar titel “Mahasiswa Kedokteran”. Tapi tahukah kamu? Banyak jurusan yang dianggap sepi ini justru menyimpan potensi karier dengan gaji dua digit yang sering luput dari radar. Artikel ini bukan sekadar daftar nama jurusan, tapi panduan strategi “jalur belakang” untuk kamu yang ingin memastikan satu kursi PTN aman di tangan sebelum orang lain sadar.
Mitos “Jurusan Buangan” yang Harus Kamu Kubur Dalam-Dalam
Mari kita luruskan satu hal sebelum melangkah lebih jauh. Ada stigma kuno yang bilang kalau jurusan dengan peminat sedikit adalah “jurusan buangan” atau “jurusan suram”. Big mistake. Dalam dunia kerja modern tahun 2026, industri tidak lagi peduli seberapa populer jurusanmu saat mendaftar, tapi seberapa langka dan spesifik skill yang kamu punya.
Pernahkah kamu berpikir, kenapa jurusan seperti Teknik Nuklir atau Oseanografi peminatnya sedikit? Bukan karena prospeknya buruk, tapi karena barrier to entry-nya dianggap sulit atau informasinya yang minim. Padahal, lulusan jurusan-jurusan spesifik ini sering kali dicari oleh perusahaan multinasional dengan tawaran gaji yang membuat gaji lulusan Manajemen fresh graduate terlihat biasa saja.
Jadi, ketika kita bicara soal strategi memilih jurusan yang sepi peminat, kita tidak sedang bicara soal menurunkan standar. Kita sedang bicara soal market positioning. Kamu memilih kolam yang ikannya sedikit, tapi makanannya berlimpah. Strategi ini sangat krusial, terutama jika nilai rapormu stabil tapi tidak mencolok di angka 90-an rata kanan.
Menembus Jaket Kuning UI: Melirik “Hidden Gem” di Depok
Siapa yang tidak mau jadi mahasiswa Universitas Indonesia (UI)? Jaket kuning adalah simbol status sosial tertinggi di kalangan mahasiswa Indonesia. Tapi, masuk lewat pintu depan seperti Kedokteran, Hukum, atau Psikologi di SNBP 2026 ibarat mencoba masuk ke gerbong KRL di Stasiun Manggarai saat jam pulang kantor: sesak, brutal, dan peluang terinjak-injak sangat besar.
Data historis menunjukkan pola yang menarik. Jurusan-jurusan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) sering kali memiliki peminat di bawah 200 orang, padahal daya tampung yang disediakan cukup lumayan. Coba lirik Sastra Jawa atau Sastra Rusia.
“Ah, masa mau kuliah Sastra Jawa?” Tunggu dulu. Jangan remehkan kekuatan budaya. Lulusan Sastra Jawa hari ini banyak yang berkarier sebagai peneliti budaya, kurator museum bergaji tinggi, hingga konsultan konten untuk platform digital yang sedang gencar melakukan lokalisasi bahasa. Begitu juga dengan Fisika di FMIPA. Peminatnya jarang membeludak, tapi tahukah kamu bahwa lulusan Fisika adalah bahan baku terbaik untuk menjadi Data Scientist? Logika matematika dan pemecahan masalah yang diajarkan di Fisika sangat relevan dengan dunia big data. Jadi, masuk UI lewat jalur Fisika adalah “cheat code” untuk karier teknologi masa depan.
Teknik ITS Gak Melulu Sipil dan Mesin, Coba Lirik yang Ini
Bergeser ke Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) adalah “kiblat”-nya anak teknik. Jutaan siswa berebut masuk Teknik Informatika atau Teknik Sipil. Tapi, ada permata tersembunyi yang sering dilewatkan: Teknologi Sistem Perkapalan (Joint Degree) atau jurusan Fisika murni.
Kenapa jurusan ini sepi? Seringkali karena calon mahasiswa takut duluan dengan nama “Fisika” atau bingung dengan spesifikasi “Perkapalan”. Padahal, Indonesia adalah negara maritim. Industri maritim kita kekurangan tenaga ahli yang paham sistem perkapalan modern.
Pesaing di jurusan-jurusan ini relatif jauh lebih sedikit dibandingkan “jurusan neraka” lainnya di ITS. Dengan memilih jurusan sepi peminat SNBP 2026 seperti ini, kamu secara statistik meningkatkan peluang lolos hingga 80%—asalkan nilai matematikamu memenuhi standar minimum ITS. Ingat, tujuan utamanya adalah masuk ke ekosistem ITS dulu. Begitu di dalam, akses ke jaringan alumni, beasiswa, dan fasilitas lab canggih sama terbukanya dengan mereka yang masuk lewat jurusan populer.
Fisika Medis: Kuliahnya Sepi, Gajinya Bikin Tetangga Iri
Ini adalah contoh klasik dari prinsip “High Risk (in difficulty), High Return”. Pernah mendengar jurusan Fisika Medis? Jurusan ini biasanya menempel pada prodi Fisika di beberapa universitas top. Peminatnya? Sedikit sekali. Kebanyakan siswa SMA jurusan IPA lebih memilih Farmasi atau Kedokteran Gigi.
Padahal, Rumah Sakit modern sangat membutuhkan ahli Fisika Medis untuk menangani alat-alat radiologi, MRI, dan terapi kanker. Ini adalah profesi yang sangat niche, tersertifikasi ketat, dan—tentu saja—bergaji fantastis. Karena lulusannya sedikit, persaingan kerja nyaris tidak ada; justru rumah sakit yang berebut lulusan.
Jika kamu memiliki ketertarikan di dunia kesehatan tapi malas menghafal anatomi latin yang njelimet, dan lebih suka hitungan, ini adalah jurusan sepi peminat SNBP 2026 yang paling strategis. Kamu masuk dengan persaingan rendah di SNBP, tapi keluar sebagai tenaga ahli yang sangat dibutuhkan.
Seni Membaca Peluang: Kenapa Sastra Daerah Justru Dicari BUMN?
Kembali ke rumpun Soshum. Ada fenomena menarik di mana jurusan Sastra Daerah (Sastra Sunda, Sastra Minangkabau, dll) di Unpad atau universitas negeri lainnya selalu berada di urutan terbawah jumlah peminat. Rata-rata pendaftarnya mungkin hanya puluhan atau seratusan orang.
Kamu mungkin berpikir, “Kerjanya jadi apa?”
Di era digital 2026 ini, pelestarian arsip dan digitalisasi naskah kuno menjadi proyek besar pemerintah dan BUMN. Selain itu, banyak perusahaan start-up yang butuh ahli bahasa untuk Natural Language Processing (NLP) bahasa daerah bagi AI mereka. Ahli bahasa daerah yang paham konteks budaya adalah aset langka. Memilih jurusan ini di SNBP bukan tanda keputusasaan, melainkan tanda bahwa kamu visioner. Kamu masuk ke PTN top (seperti Unpad atau UI) dengan “karpet merah” karena minim pesaing, lalu membangun branding diri yang unik selama kuliah.
Strategi “Kuda Hitam” Menjelang 29 Desember
Tanggal 29 Desember 2025 nanti adalah momen penentuan kuota. Setelah itu, kamu harus segera menyusun strategi. Berikut adalah game plan yang bisa kamu terapkan:
-
Analisis Nilai Rapor vs Alumni: Cek sebaran alumni sekolahmu di PTN tujuan. Jika tahun lalu ada kakak kelas yang diterima di Jurusan A dengan nilai rata-rata 85, dan nilaimu 87, itu lampu hijau. Tapi jika tidak ada alumni, memilih jurusan sepi peminat SNBP 2026 adalah langkah paling aman untuk “pecah telur”.
-
Pilihan 1 vs Pilihan 2: Letakkan jurusan impian (yang agak populer) di Pilihan 1, tapi pastikan Pilihan 2 adalah jurusan sepi peminat yang masih satu rumpun ilmu. Jangan taruh jurusan “neraka” di kedua pilihan. Itu namanya bunuh diri.
-
Cross-Province Strategy: Jika kamu tinggal di Jawa Barat, coba lirik jurusan sepi peminat di PTN Jawa Timur atau Jawa Tengah (seperti UNEJ atau UNSOED). Terkadang, lintas provinsi mengurangi tingkat persaingan karena faktor “malas merantau” dari pesaingmu.
Ingat, SNBP adalah seleksi yang gaib. Tidak ada rumus pasti. Namun, data jumlah peminat tahun lalu adalah indikator paling logis yang bisa kita pegang.
Kesimpulan: Jangan Biarkan Gengsi Membunuh Mimpimu
Pada akhirnya, label universitas memang penting, tapi strategi masuknya jauh lebih krusial. Tidak ada gunanya idealis mengejar jurusan populer jika akhirnya kamu hanya menjadi penonton yang gagal lolos seleksi. Memilih jurusan sepi peminat SNBP 2026 bukanlah tanda kamu kalah sebelum bertanding. Justru, itu tanda kamu cerdas membaca peta pertempuran.
Kuliah di jurusan Fisika UI atau Teknologi Sistem Perkapalan ITS tetap akan memberimu gelar sarjana dari universitas terbaik di negeri ini. Masa depanmu tidak ditentukan oleh seberapa populer jurusanmu di mata tetangga hari ini, tapi seberapa hebat kamu memanfaatkan ilmu tersebut nanti. Jadi, sudah siapkah kamu menurunkan sedikit ego demi memastikan satu kursi PTN aman di genggaman? Cek kembali daftar jurusanmu sekarang!




