Berita Kampus

Mahasiswa UI dan ITB Ciptakan Alat Skrining Kanker Berbasis AI

Universitas BimusDunia pendidikan tinggi di Indonesia kembali menunjukkan kualitasnya melalui inovasi mahasiswa dari dua kampus ternama: Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Kolaborasi lintas fakultas ini berhasil menciptakan sebuah alat deteksi dini kanker serviks berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Produk inovatif ini bernama Cervivai, dan digadang-gadang sebagai salah satu solusi masa depan dalam dunia kesehatan, khususnya untuk wilayah dengan keterbatasan akses medis.

Inovasi ini bukan hanya menjadi buah karya ilmiah semata, namun juga sudah memenangkan penghargaan tingkat internasional. Lebih dari itu, teknologi ini berpeluang besar digunakan secara luas di puskesmas dan layanan primer, untuk membantu mendeteksi gejala awal kanker serviks secara lebih cepat, akurat, dan tidak menyakitkan bagi pasien.

Latar Belakang Masalah

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan bagi perempuan, terutama di negara berkembang. Salah satu kendala utama dalam upaya pencegahan penyakit ini adalah minimnya akses skrining dini dan keterbatasan tenaga medis terlatih, terutama di daerah terpencil. Metode skrining Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) memang cukup efektif, namun sering kali hasilnya bergantung pada ketelitian dan pengalaman petugas yang melakukannya. Akibatnya, banyak kasus yang terlewat atau di deteksi terlalu lambat.

Di sinilah peran kecerdasan buatan menjadi penting. AI dapat membantu menganalisis data secara objektif dan konsisten, serta meningkatkan tingkat akurasi diagnosis. Melihat peluang ini, para mahasiswa dari UI dan ITB berinisiatif merancang sebuah alat sederhana namun revolusioner, yang dapat menjawab tantangan tersebut.

Konsep Teknologi Cervivai

Cervivai merupakan alat skrining kanker serviks yang menggabungkan spekulum silikon, kamera internal, dan sistem AI berbasis machine learning. Spekulum silikon di pilih sebagai pengganti spekulum logam atau plastik yang selama ini digunakan dalam praktik medis. Keunggulan silikon adalah fleksibilitas dan kenyamanannya, sehingga proses pemeriksaan terasa lebih ramah bagi pasien.

Setelah spekulum di masukkan, kamera internal akan mengambil gambar leher rahim pasien, yang telah di beri cairan asam asetat (seperti pada prosedur VIA biasa). Gambar ini kemudian di olah dan di analisis oleh sistem AI untuk menentukan apakah terdapat kelainan sel yang mengarah pada kanker serviks atau pra-kanker. Model AI yang digunakan di kembangkan melalui pelatihan ribuan gambar klinis dengan validasi medis dari dokter spesialis kandungan.

Proses Riset dan Kolaborasi

Proyek ini merupakan hasil sinergi antara mahasiswa dari bidang teknologi dan medis. Mahasiswa dari ITB bertanggung jawab dalam pengembangan perangkat keras serta sistem AI, sementara mahasiswa dari UI fokus pada aspek medis dan validasi klinis. Kolaborasi ini bukan hanya antar jurusan, tetapi juga antar universitas, memperlihatkan bagaimana sinergi intelektual dapat menghasilkan solusi yang berdampak luas.

Para mahasiswa melakukan riset selama lebih dari enam bulan, termasuk mengembangkan prototipe spekulum, menyusun dataset gambar, dan melatih model AI. Mereka juga melibatkan dokter kandungan dalam proses uji coba awal untuk mendapatkan masukan langsung dari praktisi yang memahami kebutuhan di lapangan.

Kelebihan Inovasi Cervivai

  1. Nyaman Digunakan
    Penggunaan spekulum silikon mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan yang biasanya di rasakan pasien selama pemeriksaan.

  2. Hasil Lebih Akurat
    Teknologi AI membantu mendeteksi kelainan sel secara lebih presisi, dengan mengurangi kesalahan subjektif manusia.

  3. Cocok untuk Daerah Terpencil
    Alat ini di rancang portabel dan tidak memerlukan fasilitas besar, sehingga cocok di gunakan di puskesmas dan klinik desa.

  4. Meningkatkan Akses Skrining
    Dengan kemudahan penggunaan dan hasil yang cepat, Cervivai dapat memperluas jangkauan deteksi dini kanker serviks secara nasional.

Prestasi yang Membanggakan

Inovasi ini telah berhasil memenangkan penghargaan dalam kompetisi tingkat internasional, mengalahkan banyak peserta dari negara lain. Hal ini menjadi bukti bahwa potensi inovasi mahasiswa Indonesia sangat besar, terutama jika di berikan ruang kolaborasi, bimbingan akademik, dan dukungan riset.

Kemenangan ini bukan hanya membanggakan universitas asal tim tersebut. Tetapi juga membuka peluang pengembangan produk secara komersial dan pengaplikasian di sektor kesehatan nasional. Ke depan, alat ini dapat menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong eliminasi kanker serviks sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Rencana Pengembangan Selanjutnya

Setelah keberhasilan tahap awal, tim mahasiswa UI dan ITB berencana melakukan pilot project di beberapa daerah dengan tingkat partisipasi skrining rendah. Mereka juga sedang mengembangkan aplikasi pendamping yang dapat merekam dan menyimpan data hasil analisis AI secara aman, serta terintegrasi dengan sistem rekam medis digital.

Langkah berikutnya adalah melakukan kerja sama dengan rumah sakit, dinas kesehatan daerah, dan Kementerian Kesehatan untuk memperluas penggunaan alat ini. Dengan pendekatan berbasis data dan teknologi. Cervivai di harapkan bisa menjadi bagian dari sistem layanan kesehatan nasional yang lebih efisien dan inklusif.

Dampak untuk Dunia Pendidikan

Inovasi ini memberikan banyak pelajaran bagi dunia pendidikan tinggi. Pertama, pentingnya kolaborasi lintas disiplin dalam menciptakan solusi yang benar-benar bermanfaat. Kedua, bahwa mahasiswa bukan hanya bisa berkontribusi secara akademik, tapi juga secara sosial. Ketiga, bahwa universitas bisa menjadi pusat lahirnya inovasi teknologi berbasis kemanusiaan.

Kampus-kampus di Indonesia perlu mendorong lebih banyak ruang terbuka untuk riset kolaboratif, menghubungkan mahasiswa dari berbagai latar belakang. Serta memberikan dukungan penuh dalam bentuk pembiayaan riset, akses ke laboratorium, dan keterlibatan dosen pembimbing secara aktif.

Jejak Karya Mahasiswa yang Mengubah Dunia Medis

Cervivai adalah contoh nyata bagaimana mahasiswa Indonesia mampu menciptakan inovasi berdampak besar. Dengan menggabungkan teknologi AI, desain perangkat yang ramah pengguna, serta pemahaman medis yang kuat. Alat ini berpotensi menjadi solusi penting dalam penanganan kanker serviks di Indonesia dan negara berkembang lainnya.

Semangat kolaborasi dan dedikasi dalam menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas harus menjadi inspirasi bagi generasi mahasiswa berikutnya. Jika inovasi seperti ini terus di kembangkan dan di dukung, masa depan kesehatan Indonesia akan berada di tangan yang lebih baik.

Related posts

Kolaborasi Internasional: Kemitraan Universitas Bimus dengan Universitas Terkemuka Dunia

admin

Program Pertukaran Pelajar di Universitas Bimus Mendunia

admin

Keuntungan Kuliah di Universitas Bimus

admin

Pengaruh Digitalisasi Terhadap Metode Pembelajaran di Universitas Bimus

admin

Thammasat University: Benteng Intelektual Demokrasi Thailand yang Mendunia

admin

Universitas dan Kewirausahaan: Mencetak Generasi Pengusaha Muda

admin

Leave a Comment